Sabtu, 27 Agustus 2016

Sejarah Public Speaking

Sekitar 2500 tahun yang lalu di Athena Kuno, para pemuda diminta untuk memberikan pidato yang efektif sebagai bagian dari tugas mereka sebagai warga negara. Selama waktu itu, Socrates (469 – 398 SM), Plato (427 – 347 SM), dan Aristoteles (384 – 322 SM) mengajarkan murid mereka filsafat dan retorika. Retorika menurut Plato adalah seni memenangkan jiwa oleh wacana.
Demokrasi yang berkembang saat itu mengharuskan semua warga mampu berbicara dalam legislatif dan bersaksi di pengadilan. Warga bertemu di Sidang Besar di pasar (AGORA) untuk membahas isu-isu perang, ekonomi, dan politik. Ditambah dengan Lembaga Pengadilan Rakyat oleh Sage, Solon, di 594-593 SM, dimana warga harus bisa membawa keluhan-keluhan mereka ke pengadilan dan memperjuangkan kasus mereka sendiri. Saat itu, belum ada pengacara! Dan karena orang sering menggugat satu sama lain, sehingga penting bagi setiap warga negara untuk memiliki kemampuan komunikasi, minimal untuk dirinya sendiri dan keluarganya.

Aristoteles mengidentifikasi unsur-unsur dasar dari pidato yang baik dan persuasif sebagai Ethos, Logos, dan Pathos. Ethos (Kredibilitas, Keterpercayaan) dari pembicara menurut Aristoteles sangat penting. Logos (Logika) dibalik semua penjelasan yang dipaparkan oleh pembicara, isi dari presentasi haruslah valid dan jelas. Pathos (Daya Tarik Emosional) ini adalah unsur penting untuk membangun hubungan antara pembicara dengan pendengar.

0 komentar:

Posting Komentar