Sabtu, 27 Agustus 2016

5 Hukum Komunikasi Yang Efektif


5 Hukum Komunikasi Yang Efektif (The 5 Inevitable Laws of Efffective Communication) yang kami kembangkan dan rangkum dalam satu kata yang mencerminkan esensi dari komunikasi itu sendiri yaitu REACH, yang berarti merengkuh atau meraih. Karena sesungguhnya komunikasi itu pada dasarnya adalah upaya bagaimana kita meraih perhatian, cinta kasih, minat, kepedulian, simpati, tanggapan, maupun respon positif dari orang lain.


Hukum # 1: Respect
Hukum pertama dalam mengembangkan komunikasi yang efektif adalah sikap menghargai setiap individu yang menjadi sasaran pesan yang kita sampaikan.
Rasa hormat dan saling menghargai merupakan hukum yang pertama dalam kita berkomunikasi dengan orang lain. Ingatlah bahwa pada prinsipnya manusia ingin dihargai dan dianggap penting. Jika kita bahkan harus mengkritik atau memarahi seseorang, lakukan dengan penuh respek terhadap harga diri dan kebanggaaan seseorang. Jika kita membangun komunikasi dengan rasa dan sikap saling menghargai dan menghormati, maka kita dapat membangun kerjasama yang menghasilkan sinergi yang akan meningkatkan efektifitas kinerja kita baik sebagai individu maupun secara keseluruhan sebagai sebuah tim.

Bahkan menurut mahaguru komunikasi Dale Carnegie dalam bukunya How to Win Friends and Influence People, rahasia terbesar yang merupakan salah satu prinsip dasar dalam berurusan dengan manusia adalah dengan memberikan penghargaan yang jujur dan tulus. Seorang ahli psikologi yang sangat terkenal William James juga mengatakan bahwa "Prinsip paling dalam pada sifat dasar manusia adalah kebutuhan untuk dihargai." Dia mengatakan ini sebagai suatu kebutuhan (bukan harapan ataupun keinginan yang bisa ditunda atau tidak harus dipenuhi), yang harus dipenuhi. Ini adalah suatu rasa lapar manusia yang tak terperikan dan tak tergoyahkan. Lebih jauh Carnegie mengatakan bahwa setiap individu yang dapat memuaskan kelaparan hati ini akan menggenggam orang dalam telapak tangannya. 
Charles Schwabb, salah satu orang pertama dalam sejarah perusahaan Amerika yang mendapat gaji lebih dari satu juta dolar setahun, mengatakan bahwa aset paling besar yang dia miliki adalah kemampuannya dalam membangkitkan antusiasme pada orang lain. Dan cara untuk membangkitkan antusiasme dan mendorong orang lain melakukan hal-hal terbaik adalah dengan memberi penghargaan yang tulus. Hal ini pula yang menjadi satu dari tiga rahasia manajer satu menit dalam buku Ken Blanchard dan Spencer Johnson, The One Minute Manager.


Hukum # 2: Empathy
Empati adalah kemampuan kita untuk menempatkan diri kita pada situasi atau kondisi yang dihadapi oleh orang lain. Salah satu prasyarat utama dalam memiliki sikap empati adalah kemampuan kita untuk mendengarkan atau mengerti terlebih dulu sebelum didengarkan atau dimengerti oleh orang lain.
Secara khusus Covey menaruh kemampuan untuk mendengarkan sebagai salah satu dari 7 kebiasaan manusia yang sangat efektif, yaitu kebiasaan untuk mengerti terlebih dahulu, baru dimengerti (Seek First to Understand -
understand then be understood to build the skills of empathetic listening that inspires openness and trust). Inilah yang disebutnya dengan Komunikasi Empatik. Dengan memahami dan mendengar orang lain terlebih dahulu, kita dapat membangun keterbukaan dan kepercayaan yang kita perlukan dalam membangun kerjasama atau sinergi dengan orang lain.
Rasa empati akan memampukan kita untuk dapat menyampaikan pesan (message) dengan cara dan sikap yang akan memudahkan penerima pesan (receiver) menerimanya. Oleh karena itu dalam ilmu pemasaran (marketing) memahami perilaku konsumen (consumer's behavior) merupakan keharusan. Dengan memahami perilaku konsumen, maka kita dapat empati dengan apa yang menjadi kebutuhan, keinginan, minat, harapan dan kesenangan dari konsumen. Demikian halnya dengan bentuk komunikasi lainnya, misalnya komunikasi dalam membangun kerjasama tim. Kita perlu saling memahami dan mengerti keberadaan orang lain dalam tim kita. Rasa empati akan menimbulkan respek atau penghargaan, dan rasa respek akan membangun kepercayaan yang merupakan unsur utama dalam membangun teamwork.
Jadi sebelum kita membangun komunikasi atau mengirimkan pesan, kita perlu mengerti dan memahami dengan empati calon penerima pesan kita. Sehingga nantinya pesan kita akan dapat tersampaikan tanpa ada halangan psikologis atau penolakan dari penerima.

Empati bisa juga berarti kemampuan untuk mendengar dan bersikap perseptif atau siap menerima masukan ataupun umpan balik apapun dengan sikap yang positif. Banyak sekali dari kita yang tidak mau mendengarkan saran, masukan apalagi kritik dari orang lain. Padahal esensi dari komunikasi adalah aliran dua arah. Komunikasi satu arah tidak akan efektif manakala tidak ada umpan balik (feedback) yang merupakan arus balik dari penerima pesan. Oleh
karena itu dalam kegiatan komunikasi pemasaran above the lines (mass media advertising) diperlukan kemampuan untuk mendengar dan menangkap umpan balik dari audiensi atau penerima pesan.


Hukum # 3: Audible
Makna dari audible antara lain: dapat didengarkan atau dimengerti dengan baik. Jika empati berarti kita harus mendengar terlebih dahulu ataupun mampu menerima umpan balik dengan baik, maka audible berarti pesan yang kita sampaikan dapat diterima oleh penerima pesan. Hukum ini mengatakan bahwa pesan harus disampaikan melalui media atau delivery channel sedemikian hingga dapat diterima dengan baik oleh penerima pesan. Hukum ini mengacu pada kemampuan kita untuk menggunakan berbagai media maupun perlengkapan atau alat bantu audio visual yang akan membantu kita agar pesan yang kita sampaikan dapat diterima dengan baik. Dalam komunikasi personal hal ini berarti bahwa pesan disampaikan dengan cara atau sikap yang dapat diterima oleh penerima pesan.


Hukum # 4: Clarity 
Selain bahwa pesan harus dapat dimengerti dengan baik, maka hukum keempat yang terkait dengan itu adalah kejelasan dari pesan itu sendiri sehingga tidak menimbulkan multi interpretasi atau berbagai penafsiran yang berlainan. Ketika saya bekerja di Sekretariat Negara, hal ini merupakan hukum yang paling utama dalam menyiapkan korespondensi tingkat tinggi.
Karena kesalahan penafsiran atau pesan yang dapat menimbulkan berbagai penafsiran akan menimbulkan dampak yang tidak sederhana. 
Clarity dapat pula berarti keterbukaan dan transparansi. Dalam berkomunikasi kita perlu mengembangkan sikap terbuka (tidak ada yang ditutupi atau disembunyikan), sehingga dapat menimbulkan rasa percaya (trust) dari penerima pesan atau anggota tim kita. Karena tanpa keterbukaan akan timbul sikap saling curiga dan pada gilirannya akan menurunkan semangat dan antusiasme kelompok atau tim kita.


Hukum # 5: Humble
Hukum kelima dalam membangun komunikasi yang efektif adalah sikap rendah hati. Sikap ini merupakan unsur yang terkait dengan hukum pertama untuk membangun rasa menghargai orang lain, biasanya didasari oleh sikap rendah
hati yang kita miliki. Dalam edisi Mandiri 32 Sikap Rendah Hati pernah kita bahas, yang pada intinya antara lain: sikap yang penuh melayani (dalam bahasa pemasaran Customer First Attitude), sikap menghargai, mau mendengar
dan menerima kritik, tidak sombong dan memandang rendah orang lain, berani mengakui kesalahan, rela memaafkan, lemah lembut dan penuh pengendalian diri, serta mengutamakan kepentingan yang lebih besar.
Jika komunikasi yang kita bangun didasarkan pada lima hukum pokok komunikasi yang efektif ini, maka kita dapat menjadi seorang komunikator yang handal dan pada gilirannya dapat membangun jaringan hubungan dengan orang lain yang penuh dengan penghargaan (respect), karena inilah yang dapat membangun hubungan jangka panjang yang saling menguntungkan dan saling menguatkan.


Gimana caranya ngatasin takut ngomong? (2)

Ketiga, Perubahan Bahasa Tubuh
Perbedaan lain antara orang yang takut dan orang yang berani dapat terlihat jelas dari bahasa tubuh orang tersebut.
Dan dengan merubah bahasa tubuh maka kita bisa mengubah emosi dan kondisi pikiran, ingat tubuh dan pikiran adalah satu paket.
Cara merubah bahasa tubuh :
·         Merubah napas ( tarik napas panjang dan gunakan pernapasan perut )
·         Merubah arah pAndangan mata ( lihat keatas )
·         Tersenyum walaupun dipaksakan
·         Gunakan bahasa tubuh terbuka
·         Busungkan dada
·         Berdiri tegak
·         Lompat – lompat
Keempat, pemanasan
Seperti para atlet sebelum bertanding mereka akan melakukan pemanasan untuk membuat seluruh otot-otot didalam dirinya siap, maka hal yang sama juga diperlukan sebelum Anda berbicara didepan umum.
Pemanasan yang Anda lakukan sedikit berbeda dengan pemanasan yang dibuat oleh para atlet, pemanasan yang akan Anda lakukan dengan cara membicarakan topik yang akan Anda bicarakan nanti dengan orang yang Anda kenal.
Contohnya : supir Anda, istri Anda, Staff Anda atau teman yang mendampingi Anda.
Tidak perlu untuk membuat mereka mengerti karena yang Anda perlukan hanyalah pengulangan untuk membuat Anda semakin memahami apa yang akan Anda bicarakan nantinya.

Kelima, Penjangkaran atau Anchor
Pernahkah Anda mengalami hal-hal seperti ini :
“Saat mendengar sebuah lagu Anda mengingat memori masa lalu dimana lalu tersebut sering kali Anda dengar, mungkin saat SMA, kuliah atau saat pacaran dahulu.”
“Saat mencium bau parfum tertentu Anda mungkin mengingat istri,suami,orangtua atau teman Anda yang selalu menggunakan parfum tersebut.”
“Melihat sebuah foto didalam album foto Anda mendadak Anda tersenyum mengingat kenangan saat foto tersebut diambil.”
Lagu, aroma parfum dan foto adalah jangkar yang menghubungkan Anda dengan emosi dan memori dimasa lalu, jadi jika jangkar tersebut dipicu maka akan secara otomatis memori tersebut akan dimunculkan kembali. Teknik ini pertama kali dicetuskan oleh Ivan Pavlov. Ini bermula sebagai studi dalam pencernaan. Ia sedang mencari proses pencernaan pada anjing, khususnya hubungan timbal balik antara air ludah dan kerja perut. Ia sadar kedua hal itu berkaitan erat dengan refleks dalam sistem saraf otonom. Tanpa air liur, perut tidak membawa pesan untuk memulai pencernaan. Pavlov ingin melihat bahwa rangsangan luar dapat memengaruhi proses ini, maka ia membunyikan metronom – alat untuk mengatur tempo dalam musik, kemudian di saat yang sama ia mengadakan percobaan makanan anjing.
Setelah beberapa saat, anjing itu - yang hanya sebelum mengeluarkan liur saat mereka melihat dan memakan makanannya - akan mulai mengeluarkan air liur saat metronom itu bersuara, malahan jika tidak ada makanan .
Kapan Jangkar digunakan ?
Saat Anda membutuhkan emosi percaya diri, maka picu anchor Anda dengan cara, mempertemukan jari tengan dan jari jempol tangan kanan Anda. Contoh : 5 menit sebelum tampil dalam public speaking, picu anchor Anda, sehingga memori percaya diri akan muncul seketika itu juga, secara fisiologi tubuh Anda Anda mengekspresikan bahasa tubuh percaya diri.

Dan sesudah Anda melakukan sesuatu yang meningkatkan rasa percaya diri Anda segera pegang Anchor Anda lagi untuk memperkuat anchor tersebut.

Gimana caranya ngatasin takut ngomong? (1)

Untuk mengatasi rasa takut gunakan rumus 5P berikut:

Pertama, Penyesuaian diri
Ketakutan umumnya adalah tanda dari ketidakbiasaan untuk melakukan sesuatu. Saat Anda sudah mulai terbiasa, ketakutan itu umumnya akan berangsur-angsur berkurang. Beberapa tahun lalu, saya masih sangat jarang untuk melakukan penerbangan dengan pesawat terbang, karena pekerjaan saya yang tidak menuntut saya untuk melakukannya. Dua tahun terakhir ini saya akan terbang minimal 4 kali sebulan karena berbagai kegiatan seminar di dalam dan diluar negeri.
Saat belum rutin terbang, saya mengalami ketakutan atau kegugupan saat pesawat pertama kali akan tinggal landas. Kini, saya hampir tidak lagi memusingkan akan hal itu. Saya bahkan bisa membaca buku dengan santainya,sementara penumpang dikanan dan kiri sudah keringat dingin karena pesawat mengalami goncangan. Ini terjadi karena saya sudah terbiasa akan hal itu. Sama halnya dengan berbicara didepan umum, hingga saat ini saya masih menghadapi sedikit rasa gugup akan tetapi tidak lagi sebesar saat pertama kali tampil. Jika tubuh dan pikiran Anda telah terbiasa akan sesuatu maka secara otomatis ketakuatan Anda akan mulai berkurang.
Penyesuaian diri bisa dilakukan dengan dua cara :
1. Secara Fisik
Datanglah lebih awal untuk mengecek segala sesuatu. Kalau memungkinkan cobalah panggung, mikrofone dan berjalan-jalanlah diatas panggung untuk merasakan suasana panggung.
2. Secara Mental dan Pikiran
Tubuh dan pikiran adalah satu paket, dimana ketidaknyaman pada salah satunya akan menyebabkan ketidaknyamanan kedua-duanya dan mengubah salah satu berarti mengubah kedua-duanya.
Kalau Anda tidak memiliki kesempatan untuk datang lebih awal guna merasakan secara fisik situasi panggung, maka Anda bisa membuat seolah-olah Anda sudah merasakannya didalam pikiran Anda. Caranya dengan membayangkan diri Anda sementara berbicara didepan para peserta, lihatlah sekeliling Anda, tatap mata mereka satu, per satu.
Lakukan ini secara berulang-ulang beberapa hari sebelum acara berlangsung, karena pikiran bawah sadar Anda tidak pernah mengetahui mana yang imajinasi mana yang realitas, saat membayangkan seolah-olah sudah maka tubuh Anda akan mengaggap bahwa Anda memang sudah pernah melakukannya, sehingga bisa membantu mengurangi rasa takut atau gugup.

Kedua, Pernapasan
Kedelapan ciri (keringat dingin, pucat, gemetar, bingung, kebelet kencing, takut, gugup, sesak papas) yang menjadi tanda-tanda ketakutan dari seseorang saat akan tampil pertama kali awalnya disebabkan oleh karena kekurangan oksigen. Ya, karena kekurangan oksigen yang masuk kedalam tubuh seseorang. Secara logika, saat seseorang itu merasa takut maka, napas yang ditarik akan pendek-pendek ditambah lagi kebanyakan orang melakukan pernapasan dada sehingga napas yang pendek-pendek ini menjadi semakin tidak tidak maksimal.
Pernapasan dada merupakan pernapasan yang tidak dapat menarik banyak oksigen dikarenakan saat Anda menarik napas dengan dada, maka organ-organ tubuh bagian dalam seperti, usus,lambung akan ikut naik dan akan menutupi sebagian paru-paru Anda sehingga kerja paru-paru tidaklah maksimal.

Karena kekurangan oksigen maka tubuh Anda akan menjadi dingin, pucat, gemetar yang terparah adalah oksigen ini tidak secara maksimal masuk kedalam otak Anda dan terjadilah kebingungan atau “Blank”. Oleh karena itu, cara pertama untuk mengatasi rasa takut saat pertama kali akan berbicara adalah dengan mengendalikan pernapasan. Tariklah napas secara dalam dengan hidup Anda dan gunakan pernapasan perut.

Banyak orang takut ngomong? Bener Ga Sich?

Survei yang dilakukan oleh The People’s Almanac Book of list terhadap 3000 orang di Amerika mengenai hal yang paling mereka takutkan didalam hidup. Dan ternyata orang Amerika mayoritas lebih berani mati ketimbang Public Speaking kerena kematian berada diurutan ketujuh sementara Public Speaking menempati urutan pertama, mengalahkan : Ketinggian, Serangga dan Hama termasuk bangkrut.
630 orang atau sekitar 21% (urutan teratas) dari para responden mengatakan bahwa hal yang paling mereka takutkan adalah Public Speaking. Jadi, jika anda mengalami hal yang sama, don’t worry be happy.
No
Hal yang ditakuti
Jumlah (jiwa)
Persentase (%)
1
Berbicara di depan publik
630
21
2
Ketinggian
510
17
3
Serangga dan hama
360
12
4
Masalah Keuangan
360
12
5
Air yang dalam
360
12
6
Penyakit
270
9
7
Kematian
270
9
8
Terbang
240
8
Total
3.000
100

Sumber : Public Speaking Mastery, Ongky Hojanto  

Ini ni Alasan kenapa harus Belajar Public Speaking (2)

1
.       Penelitian Asosiasi MBA dunia terhadap lulusan program MBA. Kesimpulan dari penelitian ini adalah soft skill lebih berperan dalam peningkatan karir. Salah satu komponen soft skill adalah kemampuan komunikasi lisan

2.      Survey oleh Thomas J Neff dan James M Citrin (1999) dalam buku mereka berjudul Lesson FromThe Top. Kepada 50 nama orang-orang mereka orang tersukses di Amerika. Menemukan 10 rahasia sukses mereka (Ten Common Traits of the Best Business Leaders ): Passion , Intelligence and clarity of thinking, Great communication skills

3.      Paul A. Argenti, Professor of Management and corporate communication Tuck School of Business at Dartmouth mengatakan : “If you want to be a leader, you had better be able to communicate.”
Public Speaker dalam hal ini Motivator atau Trainer adalah profesi termahal diIndonesia saat ini. Para pembicara TOP Indonesia dibayar kisaran 30-120 juta untuk 3 jam – 8 jam seminar.i

So udah tau kan gimana dahsyatnya manfaat dari public speaking? Jangan ragu lagi, segera bergabung bersama kami untuk bersama meningkatkan kualitas public speaking.

Ini ni Alasan kenapa harus Belajar Public Speaking (1)


Ada banyak hal yang membuat Anda harus Belajar Public Speaking, khususnya dalam bentuk presentasi, pidato atau orasi :
1
.     Public speaking adalah momok yang menakutkan sehingga banyak orang yang akan menghindari hal ini. Orang America lebih berani MATI dari pada berbicara di depan umum  – The People’s Almanac book of list

2.      IQ hanya menyumbang 20% terhadap kesuksesan & 80% disumbangkan oleh kecerdasan lain, termasuk Kecerdasan Emosional (EQ) – Dr.Daniel Goleman.Ph.D dalam bukunya, Emotional Intelligence (terjual 5 juta kopi dan di translate ke 40 bahasa). Salah satu kecerdasan dalam (EQ) adalah komunikasi lisan

3.      Employment Research  Institute tahun 2005 mengungkapkan hard skill hanya berkontribusi sebesar 18% terhadap kesuksesan seseorang. Sisanya, 82%, disumbangkan oleh kemampuan-kemampuan yang disebut soft skill. Salah satu komponen adalah kemampuan komunikasi lisan

4.      Survey National Association of Colleges and Employers  tahun 2002 di AS dengan subjek penelitian 457 pimpinan menyatakan bahwa Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) bukanlah hal yang dianggap penting di dunia kerja. Jauh lebih penting soft skill, yang antara lain berupa kemampuan komunikasi, kejujuran, kerja sama, motivasi, adaptasi, dan interpersonal lain dengan orientasi nilai yang menjunjung kinerja yang efektif.

Elemen public speaking menurut Aristoteles

Aristoteles menyampaikan sebuah teori tentang bagaimana untuk bisa mempengaruhi orang lain. teori tersebut terdiri atas tiga elemen besar yaitu Ethos, Pathos, dan logos.
1. Ethos
ketika seorang sedang berpidato atau berceramah sesorang tersebut harus memiliki pengetahuan yang luas serta harus memiliki kepribadian yang terpercaya dan status yang terhormat.
dalam sebuah pidato seorang sangat diharamkan untuk mengatakan
"Saya bukan ahlinya dalam hal ini" atau "saya baru diberitahu harus berpidato" walaupun sebenarnya memang tidak siap namun, kalimat tersebut tidak boleh di ucapkan karena akibatnya akan menimbulkan rasa ketidakpercayaan dari audience terhadap apa yang di sampaikan dalan pidato yang akan disampaikanan.
2.Pathos
Untuk membujuk audience mau melakukan ada yang kita ingikan perlu adanya proses emosional.  yang dimaksud proses emosional ini bukan berarti marah marah, melainkan dilakukan dengan menyentuh hati dan perasaan pendengar.
contoh:
Orator: apakah saudara mau melihat keluarga kita mati di tepian jalan???
            apakah saudara tega melehat mereka kelaparan??
Sudah barang tentu audience menjawab tidak, disini disampaikanlah apa yang menjadi keingainan orator. misalkan " marilah bersama kita mengayomi rakyat miskin" .
3. Logos

Orang di jaman ini sudah sangat kritis terhadap hal-hal yang didengar atau di ketahuinya, maka untuk dapat meyakinkan orang lain perlu adanya bukti bukti yang otentik dan memang benar benar terbukti. penyajiannya dapat disampaikan dengan menyebutkan hadits, peraturan  pemerintah, ataupun ayat Al-Qur'an

Apa itu Public Speaking?

Berbicara merupakan kebutuhan semua orang. Entah Anda sadari atau tidak Anda tidak bisa tidak berkomunikasi. Mulai tuntutan dari profesi Anda untuk berbicara di depan publik dan melakukan presentasi, maupun aktivitas keseharian kita sebagai manusia sosial. Karena tulisan saja tak cukup kuat untuk berkata‐kata, maka kemampuan berbicara menjadi sangat penting, karena ia dapat menguatkan makna dari sebuah tulisan sederhana.
Sebelum kita membahas lebih lanjut pentingnya kita menguasai teknik public speaking, kiranya kita perlu lebih dulu mengetahui pengertian keterampilan berbicara atau pengertian public speaking secara menyeluruh,. Berikut ini paparannya.
Pengertian Public Speaking
Menurut Webster’s Third New International Dictionary, tercantum pengertian Public Speaking adalah:
a. The act of process of making speeches in public (proses pembuatan pidato di depan publik)
b. The art of science of effective oral communication with an audience (seni dari ilmu berkomunikasi lisan yang efektif dengan para pendengarnya).
Menurut David Zarefsky, dalam Public Speaking Strategic for Success; “Public speaking is a continous communication process in which messages and signals circulate back and forth between speaker and listeners.” Yang dapat diartikan: Public Speaking adalah sebuah proses komunikasi berkelanjutan, di mana pesan dan lambang terus berinteraksi, di antara pembicara dan para pendengarnya.
Karena sifatnya yang dinamis, maka Public Speaking juga dapat diartikan sebagai sebuah aktivitas yang sangat dekat dengan asosiasi kata perubahan (change). Melalui Public Speaking, kita dapat mengetahui pola pemikiran dari seseorang, mengetahui gagasan masa depan seseorang, dan ide-ide luar biasanya. Kita juga dapat mengetahui perubahan seperti apa yang digagas atau direncanakan oleh seseorang.
Public Speaking merupakan sebuah rumpun keluarga Ilmu Komunikasi (Retorika) di mana mencakup berdiskusi, berdebat, pidato, memimpin rapat, moderator, MC dan presenter serta kemampuan seseorang untuk dapat berbicara di depan publik, kelompok maupun perseorangan yang perlu menggunakan strategi dan teknik berbicara yang tepat.
Bisa bicara itu Penting!
Nah, dari pemaparan pengertian public speaking yang cukup panjang  di atas. Kiranya kita tidak bisa menganggap bahwa teknik berbicara sederhana akan bisa membuat seseorang mampu mempengaruhi, menguasai atau bahkan mempersuasi orang lain untuk suatu kepentingan tertentu.

Oleh karenanya, perlu dan butuh sebuah ketrampilan berbicara efektif khusus, serangkaian teknik berbicara yang mumpuni agar bisa melakukan itu semua, baik penyampaian pesan, mempengaruhi orang, memotivasi, mempersuai dan lain sebagainya.

Sejarah Public Speaking

Sekitar 2500 tahun yang lalu di Athena Kuno, para pemuda diminta untuk memberikan pidato yang efektif sebagai bagian dari tugas mereka sebagai warga negara. Selama waktu itu, Socrates (469 – 398 SM), Plato (427 – 347 SM), dan Aristoteles (384 – 322 SM) mengajarkan murid mereka filsafat dan retorika. Retorika menurut Plato adalah seni memenangkan jiwa oleh wacana.
Demokrasi yang berkembang saat itu mengharuskan semua warga mampu berbicara dalam legislatif dan bersaksi di pengadilan. Warga bertemu di Sidang Besar di pasar (AGORA) untuk membahas isu-isu perang, ekonomi, dan politik. Ditambah dengan Lembaga Pengadilan Rakyat oleh Sage, Solon, di 594-593 SM, dimana warga harus bisa membawa keluhan-keluhan mereka ke pengadilan dan memperjuangkan kasus mereka sendiri. Saat itu, belum ada pengacara! Dan karena orang sering menggugat satu sama lain, sehingga penting bagi setiap warga negara untuk memiliki kemampuan komunikasi, minimal untuk dirinya sendiri dan keluarganya.

Aristoteles mengidentifikasi unsur-unsur dasar dari pidato yang baik dan persuasif sebagai Ethos, Logos, dan Pathos. Ethos (Kredibilitas, Keterpercayaan) dari pembicara menurut Aristoteles sangat penting. Logos (Logika) dibalik semua penjelasan yang dipaparkan oleh pembicara, isi dari presentasi haruslah valid dan jelas. Pathos (Daya Tarik Emosional) ini adalah unsur penting untuk membangun hubungan antara pembicara dengan pendengar.